Telepon:

+62.21.350.5906

Senin - Sabtu

9:00 - 17:00 WIB

Tanah Abang II No. 49-51

Jakarta 10160. ID

SIR 10

SIR 10 & 20 (Standard Indonesian Rubber 10 & 20):

Karet remah SIR 10 & 20 yang kami hasilkan dibuat dari hasil bokar pilihan, dan produk jadi yang telah memenuhi standar SNI dan ISO 9001, dan sudah memenuhi persyaratan EUDR yang disyaratkan oleh Uni Eropa. SIR 10 & 20 kami merupakan bahan baku unggulan pelanggan kami sebagai bahan dasar pembuatan ban.

Kami memiliki 3 pabrik yang memproduksi SIR 10 & 20, yaitu PT. Indo Java Rubber Planting Company di Cilacap dengan kode barang DAO, PT. Kaliduren Estates di Sukabumi dengan kode barang DAR, dan PT. Kintap Jaya Wattindo di Kalimantan Selatan dengan kode barang KBX. SIR 10 & 20 kami sudah menjadi bahan baku andalan oleh produsen – produsen ban terkemuka di Indonesia.

Untuk informasi harga atau informasi lebih lanjut, email ke: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya., atau telpon ke:...

SIR 3L

SIR 3L (Standard Indonesian Rubber 3L):

Karet remah SIR 3L yang kami hasilkan dibuat dari hasil lateks pilihan dari kebun kami sendiri, dan produk jadi yang telah memenuhi standar SNI dan ISO 9001. SIR 3L kami merupakan bahan baku unggulan pelanggan kami sebagai bahan dasar pembuatan sepatu dan karet gelang.

Pabrik kami yang memproduksi SIR 3L adalah PT. Indo Java Rubber Planting Company di Cilacap dengan kode barang DAO. SIR 3L kami sudah menjadi bahan baku andalan oleh produsen – produsen sepatu dan karet gelang terkemuka di Indonesia.

Untuk informasi harga atau informasi lebih lanjut, email ke: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya., atau telpon ke:...

RSS 1

RSS 1 (Ribbed Smoke Sheet 1):

Karet lembar RSS 1 yang kami hasilkan dibuat dari hasil lateks pilihan dari kebun kami sendiri, dan produk jadi yang telah memenuhi standar SNI dan ISO 9001, dan sudah memenuhi persyaratan EUDR yang disyaratkan oleh Uni Eropa. RSS 1 kami merupakan bahan baku unggulan pelanggan kami sebagai bahan dasar pembuatan ban and aksesoris karet untuk kendaraan.

Kami memiliki 2 pabrik yang memproduksi RSS 1, yaitu PT. Perkebunan Kroewoek di Sukabumi dengan kode barang BAYA, dan PT. Kaliduren Estates di Jember dengan kode barang TUSA. RSS 1 kami sudah menjadi bahan baku andalan oleh produsen – produsen ban dan aksesoris otomotif terkemuka di Indonesia.

Untuk informasi harga atau informasi lebih lanjut, email ke: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya., atau telpon ke:...

JAKARTA. Meski harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) sedang keok, PT Jaya Agra Wattie Tbk terus bersemangat melakukan ekspansi penanaman lahan kelapa sawit. Pada tahun ini emiten dengan kode saham JAWA ini siap menambah areal penanaman baru seluas 3.652 hektare (ha).

Bambang S. Ibrahim, Direktur Keuangan Jaya Agra mengatakan penanaman baru areal kelapa sawit membutuhkan biaya Rp 52 juta per ha. Dus, Jaya Agra harus merogoh kocek sebesar Rp 189,90 miliar untuk penanaman baru.

Jaya Agra memiliki izin lokasi dan Hak Guna Usaha (HGU) di Kalimantan Selatan seluas 35.186 ha. Sampai akhir tahun lalu, perkebunan sawit yang telah ditanami mencapai 23.088 ha. Sebanyak 19.088 ha berstatus perkebunan inti, sisanya 4.000 ha adalah perkebunan plasma.

Bahkan, Jaya Agra juga berambisi untuk menambah luas lahan HGUnya. Saat ini, Jaya Agra sedang membidik areal perkebunan di wilayah Sulawesi seluas 30.000 ha. "Saat ini sedang dilakukan survei," kata Bambang.

Sampai kuartal pertama tahun ini, produksi CPO Jaya Agra dari perkebunan inti masih tumbuh hingga 30,7%. Kuartal pertama tahun lalu, produksi CPO dari perkebunan inti sebanyak 9.862 ton. Sementara pada tiga bulan pertama tahun ini, produksi dari perkebunan inti  12.891 ton.

Kenaikan produksi CPO pada kuartal pertama tahun ini, kata Bambang lantaran produktivitas tanaman tandan buah segar (TBS) milik Jaya Agra meningkat. "Usia tanaman sawit yang menghasilkan bertambah makanya produksi juga terkerek naik," jelas Bambang.

Sepanjang tahun ini, Jaya Agra menargetkan menargetkan produksi CPO sebanyak 51.168 ton, atau mengalami peningkatan 11% dibandingkan tahun 2012 lalu yang hanya 46.298 ton. Begitu pun juga dengan produksi TBS Jaya Agra ditargetkan meningkat menjadi 240.200 ton dari tahun sebelumnya sebanyak 214.071 ton.

Untuk mengimbangi produksi TBS yang terus bertambah dan luas lahan yang terus meningkat, Jaya Agra berniat membangun pabrik kelapa sawit baru di wilayah Kalimantan Selatan dengan kapasitas 45 ton TBS per jam. Ada pun nilai investasinya diperkirakan mencapai Rp 135 miliar. Jika pembangunan pabrik ini telah selesai, maka Jaya Agra akan memiliki dua unit pabrik kelapa sawit dengan kapasitas produksi mencapai 90 ton TBS per jam.

Read more

Halaman 1 dari 3